Featured
- Get link
- X
- Other Apps
29% Rumah Tangga Indonesia Kurangi Konsumsi Makanan Sepanjang Pandemi
Ilustrasi. Ragam makanan yang disajikan diatas meja kayu (Doc: Republika) |
PENELITI Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Felippa Amanta mengatakan bahwa selama pandemi, sekitar 29 persen rumah tangga mengurangi konsumsi makanan. Hal ini dipicu oleh penurunan pendapatan atau income shock dan di sisi lain harga pangan tidak bergerak turun.
“Sehingga menurut survey Bank Dunia sekitar 23 persen rumah tangga di dunia mengalami kekurangan makanan dan sekitar 29 persen rumah tangga di Indonesia mengurangi konsumsi makanan selama pandemi,” kata Felippa dalam webiner CIPS, Rabu 10 Maret 2021.
Sepanjang pandemi berlangsung, kesulitan terhadap akses makanan lebih banyak dirasakan oleh rumah tangga yang dikepalai oleh wanita dan rumah tangga yang berada di bawah garis kemiskinan.
Pada tahun 2020, peringkat indeks ketahanan pangan Indonesia menurut the Economist Intelligence Unit juga mengalami penurunan dari yang tadinya peringkat 62 menjadi 65. Beberapa faktor yang memicu penurunan adalah secara skoring, Indonesia kekurangan keragaman pangan beserta tingkat keterjangkauan masyarakat terhadap akses pangan tersebut.
“Memang mungkin Indonesia bisa mengakses makanan, tapi apakah makanan yang dikonsumsi bernutrisi itu tidak terlalu, karena masih banyak problem seperti stunting, wasting, undernourishment dan lain sebagaiannya,” sambung Felippa.
Lebih lanjut harga pangan seperti daging di Indonesia juga lebih tinggi dua kali lipat dari harga internasional.
“Jadi memang secara konsumsi Indonesia sangat rendah, level konsumsi makanan yang beragam seperti buah dan syuran, protein daging ayam dan daging sapi juga cukup rendah,” tutup Felippa.
daging sapi juga cukup rendah,” tutup Felippa.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment